Keturunan Bangsa Aceh Dari Tanah Persia, Benarkah?

Foto : Google
ACEH kaya dengan budaya dan Sumber Daya Alamnya yang melimpah. Namun, jika menulis tentang budaya Aceh, merupakan topik yang sangat luas sekali. Hal ini disebabkan peradaban Islam sendiri di Aceh merupakan hasil perkawinan Islam dan budaya-budaya dari Timur Tengah dengan budaya-budaya tempatan yang ada di Aceh saat Islam datang dari Negeri ini. Pada episode ini, penulis tidak menjelaskan semua aspek peradaban Islam di Aceh. Namun hanya menfokuskan pada perkembangan budaya Aceh dan asal usul orang Aceh.

Mencari definisi Aceh memang sudah banyak oleh para sarjana, khusunya tentang apa itu Aceh dan bagaimana suku Aceh tersebut bisa muncul di dunia. Namun melihat Aceh di dalam konteks sosial sejarah dan sosial antropologis, pada hakikatnya tidak akan pernah berhenti dinamikanya.

Kemegahan kerajaan Jawa (Majapahit) dan Kerajaan Sriwijaya (Palembang-Jambi) ternyata sampai pada negeri Thailand. Bagi peminat sejarah agar ‘berhati-hati’ melihat masa lalu endatu-nya (asal-usul keturunannya). Terkait dengan endatu orang Aceh, dalam buku yang penulis kutip yaitu buku Acehnologi. Kamaruzzaman Bustamam – Ahmad, Ph.D. 2017. Menukilkan pada lagu salah seorang penyanyi Aceh yang cukup terkenal, yaitu Rafly. Dalam albumnya Surga Firdaus ada lagu yang berjudul Hoka Raja Loen, Rafly menyantikan :

Endatu geutanyoe ureung meutuwah Neupeujeut Le Allah ateuh rueng donya Achemeunia asai phoun nambah Dalam sejarah calitra
(keturunan kita orang yang bertuah dijadikan Allah di atas bumi Achemeunia asal mulanya Di dalam sejarah begitu dikisahkan.
Beek taboeh kada wangsa meutuwah Turounan meugah meuri-ri wangsa Khujja ngoen majja lakap geupajah Turoenan meugah dorius raja
(jangan membuang kadar bangsa yang bertuah
Keturunan megah yang dikenal setiap bangsa
Khujja dan Maja yang diberikan Laqab
Keturunan megah dan Raja Dorius)
o...o...o..
E......elam lahet....8x
Hoka Raja Loen
O...O...O..
E......Elam Lahet
Kemana Raja Saya
Di tanoh parsia trouh neulangkah
Nanggroe neucah samudra parsia
Meunan neusyareh dalam sejarah
Nanggroe meutuwah beugeot tajaga
(Dari tanah Persia datang melangkah
Negeri dibuka samudra pasai
Begitu dijelaskan di dalam Sejarah
Negeri bertuwah agar dijaga)
Amanah endatu beugoet tapagah
Bek gadoeh tuwah wangsa mulia
Mulia ureung cit tuwah
Wangsa meutuwah bek taboeh kada
Amanah Indatu haruslah dijaga
Jangan sampai hilang tuah bangsa yang mulia
Mulia orang itu dari tuannya
Bangsa yang bertuah jangan buang kadar
E.... Elam Lahet 8x
Hoka Raja Loen....!
E......Elam Lahet
Kemana Raja Saya


Dari beberapa penggal sya’ir lagu di atas, tampak jelas bahwa asal Keturunan Bangsa Aceh Adalah Dari Tanah Persia. Namun sampai sekarang jarang para sarjana yang mengangkat kisah seperti ini, mengingat sering orang memberikan kepanjangan ACEH sebagai Arab, Cina, Eropa dan Hindia. Namun dalam karya Affan Jamuda dan A.B. Lila Wangsa yang berjudul Peungajaran Peuturi Droe Keudroe (Pengajaran mengenal diri sendiri) disebutkan:

Wangsa Acheh saboh wangsa nyang jak meunaggroe rot blah barat pulo Ruja. Wangsa nyan asai  phon nibak wangsa Achemenia, Wangsa Achemenia nyang asai jih phon bah nibak buket Kaukasus di Europa teungoh. Wangsa Achemenia nyang hudep bak thon 2500 GM (gohlom masehi).

Wangsa Achemenia saboh wangsa nyang harok meurantoe, sampoe wangsa nyang meusipreuk bangsaboh Asia, Afrika, Europa ngon pulo Ruja. Nyang saboh turonan neuweh u pulo Ruja, dudoe teuma jeut keu wangsa Acheh.

Wangsa Acheh asai phon nibak wangsa Achemenia-Parsia-Acheh.

Maksudnya :
Bangsa Aceh adalah satu bangsa yang membangun negeri di sebelah barat Pulau Ruja. Bangsa ini asalnya dari sebuah bukit Kaukasus di Eropa Tengah. Bangsa Achemenia hidup sekitar 2500 tahun sebelum Masehi.


Bangsa Achemenia satu bangsa yang suka merantau, sampai bangsa ini tersebar di seluruh Asia, Afrika, Eropa dan juga Pulau Ruja. Satu keturunan pindah ke tanah Persia, kemudian menjadi bangsa Persia, yang satu suku lagi pindah ke Pulau Ruja, kemudian lahir bangsa Aceh.

Bangsa Aceh pertama sekali berasal dari bangsa Achemenia-Parsia-Acheh).

Tentu ini bukan sebuah kebetulan, jika kemudian kita temukan akar sejarah migrasi manusia dari Persia, bahkan sebelum Raja Darius (521-486 Sebelum Masehi) yang menguasai Persia, konon beragama Zoroasther. Raja ini menyebarkan sayap pemerintahannya sampai Eropa, Anatolia, Mesir, Mesopotamia dan India Barat.

Dalam buku A History of World Societies disebutkan bahwa: ”They had created “world empire” encopassing of the oldest and most honored kingdoms and peoples of the ancient Near East." Jadi, ada benarnya bahwa penggalan lagu Rafly di atas, yaitu “Beek tabeoh kada wangsa meutuwah; turoenan meugah meuri-ri wangsa; khujja ngoen majja lakap geupajah; turoenan meugah dorius raja.

Foto : Google

Sampai sekarang, bukti sejarah ini memang masih mengundang sejumlah tanda tanya. Sebab, di dalam sejarah, selalu disebutkan nama Parsia di dalam sejarah Aceh, namun jarang yang bisa menarik kembali arah sejarah Aceh sebelum Masehi atau sebelum Islam datang ke daerah ini.

Pada masa Darius dan anaknya Xerxes (486-464 Sebelum Masehi), mereka telah membangun suatu monarki kekuasaan, yang nyata telah disebutkan sebagai “world empire” (kerajaan dunia) hingga menjadi cikal bakal beberapa kerajaan di Timur Tengah.


Kemudian Jamuda dan Lilawangsa menulis :
Wangsa Parsia yoh goh jeut keuwangsa Acheh, phon teuka di tanoh Parsi (Iran-Irak jinoe). Sebab musabab neueuka sampoe roh neumeunanggroe lam pulo ruja. Bak zameun Raja Dorius neumat keurajeun di Parsia, lam masa nyang kuasa kerajeun Raja Dorius luah lagoina mulai di Meuser troh u Hindi ngan lam pula Raja. Lam masa nyan keu wangsa ureung bako-bako di nanggroe Parsia neujak duek u nanggroe blah barat pulo Ruja nyang dudoe meulakap Nanggroe Aceh. Yoh goh nyang lam tanoh Acheh kana Aulia Allah, nyang sahe nanggroe Acheh milek harta Aulia-Aulia Allah.

Maksudnya:
Bangsa Persia sebelum menjadi bangsa Aceh, pertama kali datang di tanah Persia (Iran-Irak sekarang). Sebab datang sampai membangun negeri di Pulau Ruja. Pada masa zaman Raja Darius memegang tampuk kekuasaan di Persia, pada waktu itu wilayah kekuasaan Raja Darius sangatlah luas sekali mulai dari Mesir hingga ke India smaoai ke Pulau Ruja. Pada zaman itu berbagai bangsa di negeri Persia berangkat menetap di sebelah Barat Pulau Ruja kemudian diberi nama Nanggroe Aceh. Sebelum itu di tanah Aceh sudah ada wali-wali Allah, yang jaga negeri Aceh milik harta-harta Aulia Allah.

Jadi, dapat dipastikan bahwa asal usul endatu orang Aceh adalah dari Persia yang datang ke pulau Ruja.

No comments