Cinta Itu Menguatkan, Bukan Malah Melemahkan

Ilustrasi
“ada banyak kisah cinta yang pada akhirnya berakhir dengan tragis. Kisah Layla Majnun, Romeo Juliet, dan beberapa cerita lain yang populer dalam masyarakat dunia. Bukanlah cinta hadiah dari Tuhan, lantas mengapa kehadirannya justru membuat manusia lemah dan menderita?”

BIARLAH Buya Hamka yang menjawab pertanyaan itu. ‘Cinta’, kta Buya Hamka, “bukan mengajari kita untuk lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajarkan kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi justru membangkitkan.”

Zaman banyak sekali kita temui anak remaja sampai ke yang dewasa merasakan dilema. Dilema karena cinta bercabang, cinta segitiga, atau diputusin. Seperti pada buku yang penulis kutip yaitu karya, Ahmad Rifa’i Rif’an, mengajak kita melihat, betapa banyak kisah cinta yang lebih banyak mengajari manusia untuk lemah dan mudah frustasi dengan permasalahan yang kadang terasa asik.


Cinta yang tidak direstui kedua orangtua. Ada kisah cinta yang pada akhirnya kandas di tengah jalan karena ada pihak ketiga. Ada kisah cinta yang salah satunya meninggal sehinggal tidak berujung pada pintu pernikahan, bayangkan jika anda mengalami posisi demikian, pasti sakit!

Bukankah masalah-masalah tersebut yang sering kita baca dalam cerita cinta picisan di masa lalu? Bukankah cerita semacam itu yang berulang kali disinetronkan dan berulang kali diangkat ke layar lebar? Bukankah cerita cinta semacam itu yang masih menghiasi buku-buku cinta hingga saat ini?

Masalah tersebut sebenarnya bukanlah masalah baru yang dihadapi oleh manusia sepanjang sejarah, tetapi mengapa tidak banyak yang mengambil pelajaran? Mengapa masih ada saja manusia yang merasa lemah dengan kisah cinta yang mereka hadapi?


Sebagian mungkin menjawab, ini terkait perasaan yang memang sensitif. Perasaan cinta merupakan perasaan yang susah dinegosiasi dengan pengalihan ke perasaan yang lain.

Tetapi yakinlah, dalam Islam, cinta dididik untuk kuat. Bukan malah biin frustasi, tetapi justru menyemangati. Bukan malah membuat luka, namun sebaliknya membuat kita terhibur dan sukacita atau kata yang lumrah membuat kita bahagia.


Tegarlah di atas jalan cinta yang diteladankan dalam Islam. jangan menjadi manusia yang mellow,  putus cinta menangis karena persoalan cinta yang kadang rumit. Jadilah manusia yang hebat, yang tetap semangat meski sedang menghadapi guncangan cinta yang dasyat.

No comments